Jumat, 14 Januari 2011

DAMPAK KENAIKAN HARGA CABAI TERHADAP PEDAGANG KECIL DAN IBU RUMAH TANGGA

NAMA : ERLANGGA
NIM : 42090272
KELAS : 42.3D.01

DAMPAK KENAIKAN HARGA CABAI TERHADAP PEDAGANG KECIL DAN IBU RUMAH TANGGA

Depok (6/1) – Lagi, harga cabai lagi-lagi membumbung tinggi, apalagi sebelumnya hal ini bertepatan dengan datangnya hari raya Natal 2010 dan Tahun Baru 2011. Anehnya pemerintah sepertinya tidak berdaya untuk menekan melonjaknya harga cabai yang dinaikkan seenaknya saja oleh para pedagang. Alasan para pedagang untuk menaikkan harga cabai di karenakan faktor cuaca yang buruk dan hama yang menyerang tanaman cabai sehingga menurunnya produksi cabai. Apapun alasannya lagi-lagi rakyat yang kena getahnya, tak terkecuali Satrio (35) yang sudah berjualan ketoprak selama 20 tahun ini merasa sangat terbebani dengan harga cabai yang meroket sampai Rp 100.000/kg. Dengan meroketnya harga cabai tersebut otomatis mempengaruhi omset penjualannya, “sekarang kurang omset kita yang tadinya bisa bawa 100 piring jadi 80 piring”, ujarnya. Bisa dibayangkan selisih 20 piring dikalikan Rp 5.000 menjadi Rp 100.000 per hari untuk kerugian yang di alami Satrio dengan berjualan ketoprak, kepada pemerintah Satrio berharap untuk segera dapat menurunkan harga cabai, apapun caranya sehingga pedagang kecil seperti dirinya tidak merasa terbebani lagi. Hal tersebut juga tak jauh berbeda dengan apa yang dialami ibu rumah tangga, ibu Eva (29) yang merasa pengeluaran belanjanya setiap hari mengalami pembengkakan karena harga cabai yang semakin mahal, “ya kalo harga cabai naik otomatis uang belanja saya naik lah,apalagi saya kan orang batak suka makan makanan yang pedas jadi berapapun harga cabai saya beli sementara uang belanja enggak naik”,tandasnya. Itulah sekelumit permasalahan yang selalu dialami oleh rakyat kecil, disinilah peran pemerintah diuji sejauh mana pemerintah peduli terhadap perekonomian rakyatnya dan jangan sampai lagi-lagi rakyat yang menjadi korban. (Erl)



Satrio (Pedagang Ketoprak)                                  


Eva (Ibu Rumah Tangga)              

1 komentar:

  1. Dibuang keman tu cabe perasan di daerah saya, sampai dibuangin disebar dijalan karena harganya anjlok.

    BalasHapus