Nama : Erlangga
Nim : 42090272
Kelas : 42.3D.01
Mbah Maridjan Akhirnya Berpulang
Luluh lantak, mungkin itulah gambaran kampung Mbah Maridjan di dusun Kinahrejo, Umbulharjo, Cangkringan, Sleman, DIY. Akibat terjangan awan panas bersuhu di atas 350 derajat celcius, dusun yang dulunya asri itu kini seperti kota mati. Terlihat pemandangan yang membuat bergidik. Batang pohon-pohon kering tanpa daun bertumbangan dan bangunan rumah warga roboh rata dengan tanah. Hanya sebagian kecil rumah yang temboknya tersisa. Salah satunya rumah tempat tinggal Mbah Maridjan, juru kunci Gunung Merapi.
Bagian atap rumah Mbah Maridjan sudah roboh. Hanya beberapa tembok saja yang masih utuh. Saat memasuki ruang tamu rumah Mbah Maridjan, ada sebuah televisi 14 inch dalam kondisi meleleh.
Di dekat televisi tersebut ada seperangkat kursi tamu yang terbuat dari kayu. Semua kursi-kursi itu dalam keadaan rusak. Di sebelahnya ada sebuah pigura yang tertutup debu, setelah ditiup, terlihat ada foto Mbah Maridjan dengan petinju Chris John serta 5 orang lainnya sedang berpose dengan latar belakang Gunung Merapi.Di dalam foto itu, Mbah Maridjan mengenakan kemeja lengan panjang berwarna hitam lengkap dengan pecinya. Sedangkan Chris John mengenakan kaos merah lengan buntung.
Di belakang rumah Mbah Maridjan bahkan ada bangkai anak sapi dan ayam yang melepuh. Di depannya ada sebuah mobil Suzuki APV yang sudah dalam keadaan rusak parah dengan ban mobil yang melepuh. Diduga mobil ini adalah mobil yang hendak digunakan untuk menyelematkan Mbah Maridjan dari semburan awan panas.Rumah-rumah tetangga Mbah Maridjan pun tak jauh beda kondisinya dari rumah Mbah Maridjan sendiri. Hancur, roboh, rusak, berantakan, dan tertutup pasir. Bangkai-bangkai ternak sapi, ayam, anjing ditemukan di belakang rumah tetangga Mbah Maridjan. Kondisinya pun serupa dengan ternak Mbah Maridjan yang sudah melepuh. Sebuah masjid yang tak jauh dari rumah Mbah Maridjan masih berdiri kokoh. Namun atap dan jendela-jendelanya sudah hancur. Hingga kini Dusun Kinahrejo masih terus dibersihkan dari sisa-sisa semburan awan panas.
Akhirnya Mbah Maridjan pun merenggang nyawa, ribuan orang melepas kepergian kuncen Gunung Merapi, Mbah Maridjan (83), di pemakaman di Kecamatan Cangkringan, Sleman, Yogyakarta. Selama proses tersebut, isak tangis keluarga dan pekikan takbir dari para pelayat terus mengalir.Jenazah Mbah Maridjan dibawa menggunakan peti berbalut kain putih berenda. Namun, saat hendak dimakamkan, hanya jasad si mbah yang dimasukkan ke liang lahat. Adik ipar Mbah Maridjan, Udi Sutrina dan putranya, Narudi, dimakamkan bersebelahan.
"Allahuakbar, Allahuakbar," teriak para pelayat yang memadati lokasi.
Sanak saudara Mbah Maridjan tampak sangat kehilangan. Sepanjang acara pemakaman, mereka tak henti-hentinya mengeluarkan tangis. Terutama anak Mbah Maridjan, Asih, yang sempat lemas sehingga perlu dipapah oleh dua orang.
"Saya yakin Mbah khusnul khotimah," ucap salah seorang pelayat.
Di antara para pelayat, tampak beberapa tokoh seperti Ketum Golkar Aburizal Bakrie dan sejumlah pejabat teras Golkar Yogyakarta. Bupati Sleman Sri Purnomo, dan artis Donny Kesuma juga berada di lokasi.Sempat terjadi kericuhan kecil saat liang lahat akan ditutupi tanah. Para pelayat berebut untuk memasukkan tanah ke dalam lubang makam Mbah Maridjan. Untungnya, tak ada insiden berarti dalam kejadian ini.
Selamat jalan, Mbah,,semoga mbah diterima di sisi-nya..Amin
Tidak ada komentar:
Posting Komentar